Makhluk Misterius Tertangkap Kamera Komunitas Motor Trail Asal Banda Aceh


Hotmagz.com – Makhluk misterius tertangkap kamera komunitas motor trail asal Banda Aceh, saat berpetualang di kawasan Hutan Aceh pekan lalu, makhluk ini muncul secara tiba-tiba dari dalam hutan membawa kayu sambil berlari, sehingga membuat terkejut pengendara motor di depan dan akhirnya terjatuh. Video ini menjadi viral di sosial media. Makhluk apakah ini?

Misteri masih belum terkuak tentang kemunculan makhluk kecil dan lincah yang muncul di sekitar hutan Aceh tersebut. Ada dugaan sosok itu merupakan suku kuno dari Aceh, yaitu Suku Mante. Dugaan mengenai hal itu bermunculan di media sosial. Kabid Humas Polda Aceh Kombes Gunawan pun memiliki dugaan awal serupa. “Saya telah lihat videonya. Manusia itu ya. Bisa jadi memang itu suku dalam yang masih primitif. Bisa jadi Suku Mante itu,” tutur Gunawan, hari Minggu, 26 Maret 2017. Tetapi itu juga baru dugaan awal. Gunawan menyampaikan bahwa perlu diketahui lokasi persisnya untuk dilakukan pengecekan yang lebih mendalam. “Menarik ini, apakah ini merupakan (makhluk) yang telah punah itu, atau apakah memang asli Aceh,” ujar Gunawan ketika diwawancara oleh wartawan detik.com.

Keberadaan Suku Mante memang tidaklah sekedar mitos atau isapan jempol belaka, perbincangan tentang Suku Mante telah ada sejak masa raja-raja dan era penjajahan Belanda. Ada sebagian orang menyebutnya dengan Mante, kata ini pernah dikenalkan oleh orang Belanda, yaitu Snouck Hurgronje. Ada juga yang menyebutnya Bante, sedangkan sebutan lainnya Aneuk Coh-coh, dilansir oleh Harian Waspada secara berseri pada bulan Oktober tahun 2012.

Mencari Jejak Suku Mante

Mungkin keberadaan Suku Mante hingga sekarang masih sering dipertanyakan oleh penduduk Aceh, namun fakta dari sejumlah temuan warga, baik yang sudah pernah disebutkan di berbagai tulisan membuktikan populasi dari suku ini kemungkinan besar sangat kecil. Tulisan yang dilansir oleh Harian Waspada tersebut tentunya telah menguatkan beberapa tulisan lampau lainnya.

Harian Kompas, 18 Desember 1987 pun sempat menurunkan berita keberadaan Suku Mante di wilayah pedalaman Aceh. Jika sebagian penduduk di Aceh besar sempat menyebutkan bahwa keberadaan suku ada pedalaman hutan, hal ini mendasar dari apa yang pernah dituliskan oleh Snouck dalam buku “de atjehers”, walaupun ia tak pernah melihat sendiri melainkan cuma dari omongan warga.

Tidak cuma itu, buku “Aceh Sepanjang Abad” karangan dari Mohammad Said pun pernah menyebutkan bahwa Suku Mante ini adalah sebangsa sedang keturunan dari orang-orang penduduk asli Malaysia. Hal tersebut diperkuat dari catatan James A. Matisoft yang diketahui bahwa orang asli di Malaysia telah bermigrasi setidaknya sejak 6.000 tahun yang lalu. Sementara itu yang dimaksud degan orang asli ini menurut Paul Sidewell termasuk dalam bangsa Mon-khmer, dan telah terbukti sekarang bahwa tak sedikit kata-kata dalam bahasa Aceh yang memiliki kesamaan dengan bahasa Mon-khmer.

Pengakuan Warga tentang Suku Mante

Mante dikenal bagai kelompok penduduk yang berkelana dari hutan ke hutan wilayah pedalaman atau pegunungan di Aceh tenggara dan Aceh tengah, jika merunut penuturan lainnya pun berada di wilayah Pidie sekitaran Tangse. Penduduk suku terasing ini nampaknya masih bertahan di kawasan hutan belukar sampai sekarang.

Ilustrasi Suku Mante karya tauris mustafadari sekian tak sedikit pengakuan tentang keberadaan Suku Mante ini sering dituturkan oleh pawang hutan, dan anggota Gerakan Aceh Merdeka (GAM) yang pernah tinggal di hutan, tak sedikit pun para mahasiswa pecinta alam yang melakukan ekspedi ke gunung-gunung di Aceh pun bertemu dengan kelompok orang-orang yang dikatakan memiliki postur tubuh kecil tersebut.

“Semula Saya masih ragu, apakah mereka itu betul-betul orang Mante, Saya tak berani mengungkapkannya,” kata Gusnar Effendy (72) seperti pernah dimuat Harian Kompas tahun 1987. Tetapi sesudah ia beberapa kali bertemu dengan rombongan suku tersebut, ia makin percaya bahwa keberadaan suku yang pernah “hilang” ini benar-benar nyata dan bukan khayalan.

Menurut Gusnar, pada waktu itu kelompok atau Suku Mante yang ditemukan hidup di belantara pedalaman lokop, kabupaten Aceh Timur. Kecuali itu Gusnar pun pernah berjumpa dengan mereka di hutan-hutan Oneng, Pintu Rimba, Rikit Gaib, Aceh Tengah dan Aceh Tenggara. “Pada umumnya tinggal di gua-gua celah gunung. Kalau siang hari berada di alur-alur sungai dalam lembah,” katanya.

Gua yang dijadikan ruangan tinggal kelompok terasing ini dinamakah Gua Beye, Jambur atang, jambur ketibung, jambur ratu dan jambur simpang. Sejarawan Aceh, Prof Ibrahim Alfian, pernah menyebutkan dalam kamus Gayo-Belanda susunan Dr Gaj JHazen, terbit tahun 1907, istilah Mante digunakan untuk sekelompok penduduk liar yang tinggal di hutan. Sementara pada kamus Gayo-Indonesia tulisan antropolog nelalatoa, panggilan Mante pun disebutkan untuk memberi nama kelompok suku terasing setempat. Ciri Suku Mante menurut Abu Dahlan Tanoh Abee yang diceritakan oleh Teuku Anwar Amir, warna kulit coklat, tinggi tubuhnya sekitar 150-an cm, memakai gelang di leher, dan anting pemberat di telinga.

Suku Mante dan Kelestarian Hutan

Kerusakan hutan di Aceh yang merajalela telah membuat tak sedikit bencana hadir, tak saja berdampak pada rusaknya lingkungan, melainkan pun merusak hubungan antara makhluk hidup di hutan sana. Tak sedikit gajah, harimau, dan sejumlah hewan lain yang mengungsi ke pemukiman penduduk.

Hal tersebut juga yang dapat mempengaruhi tentang keberadaan Suku Mante, kelompok yang hidup di hutan pedalaman pun akan mengalami krisis yang serupa. Jika sejumlah pemaparan dan temuan telah didapatkan oleh penduduk setempat, bukan kejadian aneh apabila para peneliti terjun ke hutan-hutan pedalaman untuk menemukan Suku Mante dan mencoba menjalin kontak atau hubungan.

Bekas kaki orang pendek di pedalaman kelangsungan hidup Suku Mante tentu jadi tanggung jawab bersama, jika betul mereka bisa ditemukan seperti suku-suku pedalaman lainnya di indonesia tentu akan tak sedikit informasi di dapat. “jika betul ditemukan keber­adaan penduduk Mante, itu sebuah berita besar. Seluruh pihak harus ikut turun tangan,” kata Prof Dr Ibrahim Alfian.

Penemuan lain yang dapat dikatakan mirip dengan Suku Mante ini, yaitu pernah ditemukan di wilayah Jambi, Palembang, dan Lampung, dimana penduduk disana mengenal dengan sebutan “orang pendek”, yang ditemukan bekas kakinya di wilayah pedalaman hutan. Dari sejumlah paparan yang telah diterangkan dan berita yang pernah dipublikasi beberapa puluh tahun yang lalu, maka dapat diketahui penyebaran dari Suku Mante sejak dulu ada di pedalaman hutan Aceh tengah, Aceh tenggara, Aceh timur, dan Pidie. Tak menutup kemungkinan, perpindahan dan tak menetap (no maden) dari kelompok Mante ini bisa saja telah menyebar ke daerah-daerah Aceh lainnya.

Namun, pertanyaan masih adakah mereka ditengah kelestarian hutan Aceh yang tak lagi kondusif. Pernahkah Anda mendengarkan tentang kisah tentang Suku Mante ini atau istilah yang mirip seperti diterangkan di atas? Apakah Anda sependapat, makhluk yang terekam dalam video berikut adalah Suku Mante?