Minum Susu Coklat Tanpa Ijin, Sang Ibu Mencekik Anaknya

Posted on
Ruth Vasquez (HLN TV)

HOTMAGZ-Setiap orang tua pasti selalu mengajarkan kedisiplinan pada anaknya, mereka berharap suatu hari nanti anaknya tidak berlaku menyimpang dari norma yang ada.

 

Namun cara ibu yang satu ini dianggap terlalu berlebihan untuk mendisiplinkan seorang anak. Ibu ini mencekik leher anak laki-lakinya karena ia mendapati anaknya sedang minum susu tanpa seijin ibunya.

 

Kini Ruth Vasquez Rodriguez-Martinez harus berurusan dengan polisi.

 

Menurut keterangan dari pihak berwajib, sang anak pergi ke dapur dan meminum susu coklat tanpa meminta ijin ibunya. Namun ia tak pernah mengira bahwa ibunya akan semarah itu saat mengetahuinya. Langsung saja sang ibu mencekik lehernya dan mendorong tubuhnya ke dalam kloset hingga kepala putranya terbentur dinding dan mengeluarkan darah.

 

Anak malang ini juga mengaku saat ia merintih kesakitan, sang ibu diam saja seolah tak perduli.


Setelah diperiksa Child Protective Services (CPS), terdapat bekas luka sepanjang 1,5 inci pada dahi bocah tersebut.

 

Ternyata sang ibu melakukan kekerasan seperti ini bukanlah yang pertama kalinya.

 

Ketika dimintai keterangan oleh polisi, ibunya memang mengakui kesalahannya tersebut. Ruth mengaku telah meremas kaos si anak lantas mencekiknya, termasuk memukulnya dengan ikat pinggang. Namun ia tak mengakui bila telah mendorong tubuh anaknya ke dinding hingga menimbulkan bekas luka di dahinya.

 

“Anak itu diam-diam mengambil susu cokelat dan saya sedang berusaha mendisiplinkannya,” tegasnya kepada polisi seperti dikutip dari hlntv.com, Senin (6/10/2014).

 

Uniknya sang ibu tidak langsung membawa anaknya ke rumah sakit terdekat setelah mengetahui kepala anaknya berdarah. Hal ini dilakukannya agar tidak ada CPS yang datang kerumahnya.

 

Namun karena bukti penganiayaan yang dilakukan sang ibu kurang mendukung, Rodriguez-Martinez dibebaskan dengan membayar uang jaminan sebesar 10.000 dollar AS (sekitar Rp 122 juta).

 

Menurut sebuah penelitian yang dilakukan di Australia dan Amerika, anak yang sering mendapat perlakuan kasar cenderung akan menjadi pribadi yang agresif.

 

“(Karena) kebiasaan mencubit atau melakukan kekerasan fisik terhadap anak ketika melakukan kesalahan dapat memberikan pemahaman bahwa mencubit/melakukan kekerasan fisik boleh untuk dilakukan untuk menyelesaikan masalah,” jelas Ratih Zulhaqqi, M.Psi. dari Klinik Terpadu Fakultas Psikologi UI dan Pusat Layanan Tumbuh Kembang KANCIL kepada detikHealth beberapa waktu lalu.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.