Hati-Hati, Waspadai 5 Faktor Pemicu Bunuh Diri Ini

Posted on

Anda
tidak akan pernah tahu siapa dan kapan seseorang akan bunuh diri.
Tiba-tiba saja Anda sudah dikejutkan dengan berita meninggalnya orang
yang Anda kenal. Anda mungkin berpikir, apa yang mereka pikirkan
hingga bisa memutuskan untuk mengakhiri hidup, namun masalah ini
cukup rumit untuk orang yang secara pribadi mengalaminya sendiri.

Copyright by shutterstock.com

Banyak
sekali penyebab orang bunuh diri, namun untuk mencegah hal ini
terjadi, sebenarnya Anda bisa mengamati kondisi dan karakteristik
orang yang memiliki risiko tersebut. Seperti disebut dalam
www.everydayhealth.comyang juga memberikan beberapa faktor pemicu
meningkatnya risiko bunuh diri, antara lain adalah sebagai berikut.

1.
Gender

Gender
di sini bisa diartikan dengan jenis kelamin. Perempuan memiliki
kemungkinan lebih besar untuk mencoba bunuh diri, namun pria memiliki
keinginan lebih besar dan memutuskan dengan cepat ketika memilih
bunuh diri. Bahkan rasionya empat kali lebih banyak pria daripada
wanita yang mati karena bunuh diri.

2.
Usia

Dahulu,
pencegahan bunuh diri sebagian besar berpusat pada orang tua dan usia
muda. Namun dalam beberapa tahun terakhir, angka bunuh diri di
kalangan paruh baya juga meningkat tajam, bahkan dikabarkan
orang-orang antara usia 45-64 tahun memiliki peningkatan jumlah orang
bunuh diri hingga tahun 2011.

3.
Ras

Bukan
bermaksud rasis, namun ras memang menjadi faktor yang bisa
meningkatkan risiko bunuh diri. Tingkat bunuh diri paling banyak
adalah rasa kulit putih atau kaukasia. Ini mungkin disebabkan oleh
gaya hidup dan beberapa faktor lainnya.

Sedangkan
yang paling rendah angka bunuh diri adalah ras orang Asia, Kepulauan
Pasifik, Afrika-Amerika dan Hispanik. Namun seiring berkembangnya
masyarakat, angka ini bisa berubah dan dominasi bunuh diri pada
setiap ras juga bisa berubah.

4.
Masalah tidur

Jangan
anggap remeh masalah tidur. Jika Anda kurang tidur, otak tidak
mendapatkan cukup istirahat sehingga bisa memicu amarah saat Anda
sedang mengantuk. Hal ini bisa memicu stress yang kemudian
berakumulasi dan menjadi depresi. Bahkan penelitian juga sudah
membuktikan bahwa ada hubungan erat antara kualitas tidur yang buruk
dengan depresi yang nantinya bisa memicu seseorang bunuh diri.

5.
Masalah kesehatan mental dan fisik yang kronis

Di
antara banyaknya kasus bunuh diri, memang sebagian besar menderita
penyakit mental atau gangguan mental termasuk depresi, gangguan makan
bulimia nervosa dan anorexia nervosa, gangguan bipolar, skizofrenia,
dan gangguan kecemasan seperti gangguan stres pasca trauma.

Sedangkan
untuk penyakit fisik kronis, orang dengan rheumatoid arthritis atau
kanker juga memiliki peningkatan risiko untuk bunuh diri, yang
sebenarnya juga berujung pada depresi karena penyakit tersebut.

Pemicu
lain yang juga mendukung kelima faktor tersebut adalah kerusakan
hubungan kasih sayang, ekonomi sosial yang rendah, dan kehilangan
pekerjaan atau orang yang dicintai. Jadi, jika Anda melihat
tanda-tanda yang tidak ‘biasa’ pada orang yang Anda sayangi, Anda
bisa mengajak orang tersebut untuk konsultasi ke dokter atau
psikiater.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.