Pembeli ini Kaget, Beli Ice Cream Walls Ada Cicak Bekunya

Posted on
Sumber : TRIBUNSUMSEL.COM/EDISON

Hotmagz – Apabila anda pencinta es cream, sebaiknya hati-hati serta harus cermat sebelum membeli es krim. Pasalnya, baru-baru ini ada seorang warga Prabumulih yang menemukan cicak didalam eskrim Wall’s yang tersegel. 

Untungnya, es cream yang berisi cicak itu belum dikonsumsi konsumsen, tetapi walaupun demikian penemuann cicak diproduk taraf internasional itu bikin orang-orang bertanya-tanya serta mengeluh. 

Kejadian ini menimpa Martodi yang berusia 57 tahun yang merupakan warga Jalan Basuki Rahmat Kelurahan Tanjung Raman Kecamatan Prabumulih Timur. Martodi menuturkan, diketemukannya cicak itu bermula saat pada Kamis (4/6/2015) silam, dia membeli sekotak es cream serta satu cup es cream Wall’s di mini market Jalan Basuki Rahmat SMPN 3. 

Lantaran anaknya sudah sering mengkonsumsi eskrim Wall’s Product Unilever sepanjang 13 tahun. Dia tak mengecek lalu langsung membawa pulang produk tersebut yang kemudian ditaruh di kulkas. Lalu pada Sabtu (6/6) kira-kira jam 15. 30, es cream cup yang dibelinya akan dikonsumsi anaknya Mahesa (12). 

Anaknya, Mahesa sontak kaget saat membuka es cream di cup tersegel itu karena ia menemukan seekor cicak yang telah mati beku didalam eskrim, melihat itu Mahesa menjerit memanggil ayahnya untuk mengecek apa yang dilihatnya. 

Menyaksikan hal semacam itu, Marthodi yg tidak yakin lantas menhampiri mini market dengan membawa struk berbelanja untuk komplain, tetapi pihak mini market tak dapat bertanggungjawab lantaran produk dipasok distributor Wall’s Unilever. 

” Lantas pihak mini market bakal memberi tahu Produsen, setelah itu pada Senin (8/6) Perwakilan Produsen es cream datang ke rumah, saya cuma meminta pihak perusahaan mohon maaf dengan cara mempublikasikan di media lokal serta media satu tingkat propinsi sepanjang tiga hari berturut-turut namun sampai sekarang ini belum dapat dipenuhi. Ini merugikan serta membahayakan customer, ” papar Marthodi saat diwawancarai, Kamis (11/6). 

Marthodi menyampaikan, bukannya mohon maaf pihak perusahaan eskrim Wall’s malah bersikukuh bila produksi es cream telah mengikuti prosedur yang cermat serta steril, hingga mustahil ada paket es cream berisi cicak. 

” Pihak perusahaan membawa satu boks eskrim untuk mengganti es cream diisi cicak, tapi bukan itu yang kita kehendaki namun keinginan maaf di media serta menindaklanjuti dengan mengecek produksi, ” tuturnya. 

Marthodi menyampaikan, pihaknya meminta Diskoperindag, Dinkes serta YLKI turun ke lapangan untuk lakukan penelusuran pada beberapa produk es cream itu. ” Dikhawatirkan, kejadian yang berlangsung pada saya dapat berulang pada orang lain, ” jelasnya. 

Sesaat, Head Of Corpirate Communications, PT Unilever Indonesia tbk, Maria Dewantini Dwiamto saat di konfirmasi menyampaikan, pihaknya telah mendengar berita bila ada customer atas nama Marthodi mengeluh ada cicak didalam product Unilever. 

” Kita telah terima info serta kita selekasnya tindaklanjuti dengan cara serius, kita kerjakan penelusuran di pabrik pembuatan dengan cara detil serta kita yakinkan akan tidak ada cicak ataupun apa pun yang bakal masuk atau jatuh ke product. Dikarenakan seluruhnya higienis, pembuatan memakai mesin serta dengan keadaan tertutup, ” katanya. 

Maria menjelaskan, bukan hanya mengecek mesin serta perjalanan pembuatan serta kertas-kertas penutup eskrim wall itu di check dengan cara detil, bahkan juga pihaknya juga sudah mengecek pendristribusian product itu dari pabrik sampai daerah. 

” Kita dapat menjamin dari pembuatan, distribusi akan tidak ada cicak atau barang yang bakal masuk ke pada makanan itu. Makanan kita higienis, serta kelas internasional. Jadi kita yakinkan mustahil, ” tuturnya. 

Disinggung apakah setelah itu pihak Unilever bakal lakukan penarikan product atau kontrol yang lain, Maria menyampaikan, selama ini laporan cuma satu dari Marthodi sedangkan di daerah lain tak ada jadi penarikan product atau kontrol di market tak perlu dilakukan. 

 ” Selama ini kita cuma terima satu laporan, jadi akan tidak ada penarikan product. Yang pasti kita meyakini pembuatan sampai pendristribusian kita mustahil ada cicak masuk, ” tuturnya.

UPDATE:

Berikut ini penjelasan dari pihak Unilever selaku pemasok produk es krim ini:

Sehubungan dengan adanya berita di media massa dan media sosial mengenai ditemukannya benda asing di dalam kemasan Wall’s Oreo, PT Unilever Indonesia Tbk selaku pemilik Wall’s Selection Oreo menyatakan: 

1. Laporan mengenai es krim Wall’s tersebut kami tangani secara serius dan kami langsung melakukan pengecekan di pabrik. Hasil pengecekan menunjukkan bahwa semua prosedur pengamanan berjalan dengan semestinya.
2. Sebagai perusahaan yang menempatkan kesehatan dan keselamatan konsumen sebagai prioritas utama, Unilever Indonesia memiliki standar pengamanan yang tinggi selama proses produksi, penyimpanan dan distribusi untuk memastikan keamanan dan higienitas semua produk makanan yang kami produksi.
3. Produk Wall’s diproduksi secara tertutup dan higienis dengan quality control yang sangat ketat. Proses distribusi produk kami dari pabrik ke toko/ konses juga dikemas dalam carton box yang tertutup dan tersegel untuk menjamin higienitas selama proses pendistribusian dan menutup kemungkinan terjadinya kontaminasi benda asing. Pengontrolan hama / pest control juga kami terapkan secara ketat.
4. Kami pun menerapkan prosedur yang ketat dalam proses penerimaan dan penyimpanan produk oleh pihak toko/ konses. Proses ini telah disampaikan dan setiap saat wajib diikuti oleh pihak toko/konses untuk menjaga agar produk tetap berada dalam kondisi baik dan aman sampai dibeli oleh konsumen. Lebih lanjut mohon diketahui bahwa setiap pelanggan Unilever memiliki komitmen yang sama dalam menjamin perlindungan konsumen.
5. Unilever telah menemui langsung Bapak Martodi sebanyak dua kali untuk menjelaskan hal tersebut.

Sumber : http://sumsel.tribunnews.com/2015/06/11/martodi-terkejut-beli-es-krim-walls-berisi-cicak-beku

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.